Tips dari Joko Anwar: PERLUKAH DIALOG?
Pertanyaan ini memang selalu mencuat ketika kita mendengar sebuah aturan tak resmi dalam film making yaitu: “Show! Don't Tell.“ Tapi sebenarnya, apa arti dari aturan ini? Untuk mendapatkan jawabannya, simak tips dari Joko Anwar dibawah ini.
Kalau kita kembali ke prinsip dasar dari film, memang pernyataan tersebut sangat tepat. Skenario adalah cerita yang disampaikan melalui gambar. Elemen utama film adalah visualisasi. Tidak ada media lain yang bisa menyampaikan pesan non verbal sebaik gambar bergerak. Karena itu, ini lah yang harus dimaksimalkan. Sebisa mungkin semua dikomunikasikan lewat visualisasi. Jadi yang harus ditanamkan ketika kita menggarap sebuah film adalah: semangat bahasa visual!
Namun bukan berarti kita tidak butuh dialog. Dialog tetap perlu, namun perlu diingat bahwa dialog dalam film hanya sekedar tambahan. Semangat dasarnya tetap bahasa visual. Seperti kata James Scott Bell, “Terkadang seorang penulis naskah harus menggunakan dialog. Suatu saat gambar tidak bisa menggambarkan segalanya, kalau tidak dibantu dengan dialog, pesan yang disampaikan bisa salah, atau penonton bisa kebingungan mencari-cari maksud sebenarnya.“
Ingatlah bahwa dialog hanya sebagai pembantu gambar dalam menyampaikan hal-hal yang tidak bisa disampaikan secara jelas melalui bahasa non verbal. Jangan pula terlalu boros dalam menggunakan dialog sehingga jadi lebih tergantung pada dialog daripada visual. Ketika kita ingin mengkomunikasikan sebuah pesan, dan ternyata pesan itu bisa disampaikan dengan bahasa verbal maupun non verbal, kita harus memilih bahasa non verbal. Kenapa? Karena bahasa non verbal singkat. Dan lebih mudah dicerna. Sebagai contoh, bayangkan seseorang yang sudah sangat lapar namun masih harus menunggu makanan yang ia pesan yang tak kunjung datang. Sekarang coba tulis dalam dialog, dan coba bayangkan ekspresi wajah dan bahasa tubuhnya. Bandingkan kedua hasil tersebut.
Bagaimana jika kita menggunakan kedua-duanya. Bagaimana jika kita menggambarkan ekspresi wajah tersebut dan sekalian menambahkan dialog untuk memperkuat penyampaian pesan? Dalam keadaan tertentu mungkin iya. Namun yang sering terjadi adalah pemborosan komunikasi. Bayangkan seorang dengan wajah garang berjalan menghampiri orang lainnya sambil mengacungkan sebilah golok. Kemudian bayangkan hal yang sama tapi di tambah dialog “Gua mau bunuh elu!!“. Yang akan loe lihat bukanlah sebuah scene yang kuat, melainkan scene yang aneh/janggal. Karena di kehidupan sehari-hari pun orang lebih percaya apda bahasa non-verbal, dan sangat sedikit yang menumpuk penggunaan bahasa verbal dengan bahasa non-verbal.
Kita tentunya harus berusaha supaya film tetap dekat dengan realitas. Sekali lagi, yang paling penting adalah tetap tanamkan semangat bahasa visual dalam menyusun skenario film.
(dari official site indiemovie)
Quote
“Oleh karena itu, sudah seharusnya keinginan generasi muda dalam menciptakan film indie mendapat dukungan dari berbagai pihak. Salah satunya adalah dengan memberi ruang dan kesempatan untuk berekspresi.”
KOMPAS, 15 Agustus 2007
KOMPAS, 15 Agustus 2007
Selasa, 17 Juni 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar